LOKASI WISATA ZIARAH " MAKAM KI AGENG TARUB ( JOKOTARUB ) " KURANG LEBIH 12 KM KE ARAH TIMUR DARI KOTA PURWODADI, TEPATNYA DI DESA TARUB, KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN.

Minggu, 14 Februari 2010

BUTIR-BUTIR PITUTUR LUHUR ( PERSATUAN )


BUTIR-BUTIR PITUTUR LUHUR

PERSATUAN

1. Eling Terhadap orang tua, Bapak,Ibu, Guru, Pemerintah, Bangsa dan Negara;

Makna Eling Terhadap orang tua, Bapak,Ibu, Guru, Pemerintah, Bangsa dan Negara adalah dalam menjalani hidupnya, manusia harus selalu menepati akan tugas-tugasnya dalam hidup, yang dinamakan Roso Eling. Rasa Eling ini ditujukan kepada orang tua, bapak,ibu,guru, pemerintah, bangsa dan Negara sabagai satu totalitas. Keharusan adanya Rasa Eling ini, mengingat manusia mempunyai ciri yang sama yaitu; orangnya sama, hidupnya sama, batinnya sama, rasanya sama, dan kerjanya sama. Apabila setiap manusia memahami lima cirri tersebut, maka secara tidak langsung dapat menciptakan hidup rukun, damai, dan tenteram, baik itu bagi pribadinya, keluarga, masyarakat, bahkan bagi bangsa dan Negara.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku sadar menjalankan secara loyal segala petuah orang tua dan bapak ibu guru, dan segala tata yang ditetapkan oleh pemerintah, bangsa dan Negara.

Sikap dan Perilaku Tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang tua, bapak ibu guru, pemerintah, bangsa dan Negara.

2. Jangan Bertengkar atau Berselisih;

Makna Jangan Bertengkar atau Berselisih adalah kesadaran dan keyakinan bahwa setiap manusia hendaknya dapat menciptakan suasana hidup rukun satu sama lain.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu menghormati, menghargai, bersahabat, bersaudara, dan mencinta kasih sayangi sesame manusia, mewujudkan kehidupan dan penghidupan yang rukun dan damai.

Sikap dan Perilaku Tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

3. Memayu Hayuning Bawana, Sepi Ing pamrih Rame Ing Gawe;

Makna Memayu Hayuning Bawana, Sepi Ing pamrih Rame Ing Gawe adalah mewujudkan dunia yang selamat, sejahtera, dan bahagia, manusia bekerja tidak lagi didorong oleh kepentinganku, tetapi sepenuhnya didorong olej kepentingan kita, dimana kerja manusia dilakukan sepenuhnya untuk mewujudkan rasa sejahtera bersama, yang di dalamnya rasa sejahtera diri telah sepenuhnya tercakup.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku aktif berbuat kebaikan kepada siapapun dan apapun, termasuk didalamnya membangun dan memelihara lingkungan hidup yang sejat, asri, ondah, dan lestari, sehingga menjadi sumber daya alam yang selalu mamp[u meningkatkan harkat dan martabat manusia.

Sikap dan Perilaku Tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya, orang lain, dan masyarakat.

4. Memayu Hayuning Pribadi, Memayu Hayuning Kulawarga, Memayu Hayuning
Sesama, Lan Memayu Hayuning Bawana ;


Makna Memayu Hayuning Pribadi, Memayu Hayuning Kulawarga, Memayu Hayuning Sesama, Lan Memayu Hayuning Bawana adalah mewujudkan keadaan selamat, sejahtera, dan bahagia bagi diri sendiri, keluarga, sesame, dan dunia sebagai satu totalitas yang sinergik dan harmonis.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku menjalani kehidupan dan penghidupan praktis sehari-hari dengan sungguh-sungguh, dilambari ras ikhlas, jujur, penuh rasa cinta kasih saying kepada siapapun termasuk didalam anggota keluarga dan orang lain dan apapun, serta aktif pula membangun dan memelihara lingkungan hidup yang sehat, asri, indah, dan lestari, sehingga menjadi sumber daya alam yang selalu mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia.

Sikap dan Perilaku Tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri ,keluarga, orang lain atau masyarakat dan Negara bahkan dunia.

5. Memayu Hayuning Titah Lan Praja ;

Makna Memayu Hayuning Titah Lan Praja adalah mewujudkan keadaan rakyat dan Negara yang selamat, sejahtera, dan bahagia.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku menhormati, menghargai, bersahabat, bersaudara, mematuhi dan mentaati norma-norma yang berlaku sehingga tercipta kerukunan hidup yang damai, bahagia, dan sejahtera.

Sikap dan Perilaku Tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri ,keluarga, Rakyat dan Negara.

6. Ora Nerak Angger-Anggering Nagoro ;

Makna Ora Nerak Angger-Anggering Nagoro adalah tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang ditetapkan Negara.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku loyal terhadap peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Negara

Sikap dan Perilaku Tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan Negara.


Dihimpun Oleh : KRT. Priyohadinagoro,2010.02




Tidak ada komentar:

Posting Komentar