LOKASI WISATA ZIARAH " MAKAM KI AGENG TARUB ( JOKOTARUB ) " KURANG LEBIH 12 KM KE ARAH TIMUR DARI KOTA PURWODADI, TEPATNYA DI DESA TARUB, KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN.

Minggu, 14 Februari 2010

BUTIR - BUTIR PITUTUR LUHUR ( KEMANUSIAAN )

BUTIR - BUTIR PITUTUR LUHUR

KEMANUSIAAN:

1. Adigang Adigung Adiguna;

Makna Adigang Adigung Adiguna adalah dalam menjalani hidupnya,seseorang perlu mengelola secara arif untuk tidak membanggakan kekuatannya ( Adigang ), tidak membanggakan kebesarannya ( Adigung ), tidak membanggakan kepandaiannya ( Adiguna )

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku bersahaja, sopan, santun, menghormati, menghargai, tidak sombong, dan tidak pamer.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

2. Ambeg utama;

Makna Ambeg utama adalah kesadaran dan keyakinan untuk mempelajari, meresapi, mendalami, dan menghayati segala bentuk ajaran BUDI LUHUR.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang sabar, sumeleh, suka menolong sesame, guyub rukun, menghindari sifat angkara, dan mendekatkan sifat-sifat yang baik, memberi teladan.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan sesama.

3. Andhap Asor;

Makna Andhap Asor tidak mengedepankan kelebihan yang dimiliki, dan tidak berusaha melebihi orang lain.

Makna tersebut diwujudkandalam sikap dan perilaku bersahaja, sopan, santun, menghormati, menghargai, tidak sombong, tidak pamer, dan tidak angkuh.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

4. Aja Lali Marang Panggawe Becik Jalaran Panggawe Becik Iku Minangka Dalane Mulyanira;

Makna Aja Lali Marang Panggawe Becik Jalaran Panggawe Becik Iku Minangka Dalane Mulyanira adalah jangan melupakan perbuatan baik, sebab perbuatan baik itu merupakan jalan menuju kemuliaan.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu berbuat kebaikan kepada siapapun.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

5. Aja Mbedaake marang sapadha-padha;

Makna Aja Mbedaake marang sapadha-padha adalah aetiap orang perlu mendapatkan penghormatan dan penghargaan yang sama,sekalipun secara kodrati memiliki perbedaan secara lahiriah, karena sesungguhnya perbedaan tersebutlah yang melahirkan dinamika hidup bersama dalam rangka terwujudnya rasa sejahtera bersama.

Makna tersebut dapat diwujudkan dalam sikap dan perilaku bersahabat dan bersaudara penuh rasa cinta kasih saying kepada siapapun baik kaya maupun miskin, tua atau muda dan sebagianya.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

6. Aja Rumangsa Bisa, Nanging Bisa Rumangsa, Yen Kawula iku Mung Saderma;

Makna Aja Rumangsa Bisa, Nanging Bisa Rumangsa, Yen Kawula iku Mung Saderma adalah keadaran bahwa manusia tidak memiliki kelebihan apapun karena semua adalah kodrat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku menciptakan keseimbangan dan keselarasan serta menghargai hak-hak yang dimiliki setiap manusia.

Sikap dan Perilaku Tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Esa dan sesamanya.

7. Aja Sira Wani Marang Wong Tuwanira, Jalaran Sira Bakal Kena Bebendu Saka Kang Murbeng Dumadi;

Makna Aja Sira Wani Marang Wong Tuwanira, Jalaran Sira Bakal Kena Bebendu Saka Kang Murbeng Dumadi adalah seseorang janganlah berani kepada orang tua, karena akan memperoleh hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilakuselalu taat dan patuh terhadap orang tua, berbuat baik dan menghormati penuh cinta kasih saying yang tulus.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang tuanya.

.

8. Ajining Diri Gumantung Saka Ing Lathi;

Makna Ajining Diri Gumantung Saka Ing Lathi adalahharga diri seseoarng tergantung dari apa yang diucapkan.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu berhati-hati dalam berbicara dan bersikap yang selalu sesuai dengan kenyataan yang ada.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

9. Asah, Asih, Asuh;

Makna Asah, Asih, Asuh adalah suasana saling mencintai (Asih ), saling membelajarkan ( Asah ), saling menolong ( Asuh ) merupakan kondisi yang menjadikan hubungan manusia yang satu dengan yang lain menjalin kerja sama yang efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan rasa kesejahteraan bersama.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku adanya kebersamaan, keterbukaan, saling member, saling menerima.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

10. Berbudi Bawa Laksana;

Makna Berbudi Bawa Laksana adalah kesadadaran dan keyakinan bahwa keutamaan seseorang untuk selalu berbuat baik dan member pertolongan kepada sesamanya.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilakuselalu berusaha menolong sesama, memberikan sedekah kepada yang memerlukan dan selalu berbuat kebaikan.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan sesama.

11. Bersahaja ;

Makna Bersahaja adalah keadaan untuk bersikap sederhana dan penuh kewajaran.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku tidak suka pamer, tidak sombong, apa adanya, jujur.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan sesama.

12. Berwatak Sabar ;

Makna Sabar adalah keadaan untuk bersikap tenang dan tabah dalam menghadapi berbagai cobaan, dan setiap kegiatan selalu didasari pikiran dan perasaan tenang dan dingin

.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tenang tidak terburu nafsu.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

13. Dadia Wong Kang Luhur Bebudene ;

Makna Dadia Wong Kang Luhur Bebudene adalah jadilah manusia yang berbudi luhur.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu berusaha dengan sungguh-sungguh mencintai, mengasihi, menyayangi sesame hidup.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

14. Drengki, Srei, Jail ;

Makna Drengki, Srei, Jail adalah dalam menjalani hidupnya, seseorang perlu mengelola secara arif rasa cemburu ( drengki ) , iri hati ( Srei ), dan perasaan suka mengganggu ( Jail ), menjadi perasaan saling menghormati dan saling menghargai, saling tolong-menolong, saling Asih, Asah, Asuh.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku aktif membiasakan secara terus menerus berbuat kebaikan pada orang lain.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

15. Eling, Sabar, Aja Sok Gawe Gelane Liyan ;

Makna Eling, Sabar, Aja Sok Gawe Gelane Liyan adalah dalam menjalani kehidupan dan penghidupan, seseorang perlu memiliki keasadaran merasakan keperadaan Tuhan Yang Maha Esa dalam dirinya sehingga ia mampu selalu tenang dalam segala keadaan dan tabah dalam segala penderitaan, dan sekaligus mampu tidak membuat kecewa orang lain.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilakuselalu manembah dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan Yang Maha Esa, selalu berbuat kebaikan, dan selalu menepati janji.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Esa dan orang lain

16. Eling Sing Momong Jabang Bayi Nalika Lahir ;

Makna Eling Sing Momong Jabang Bayi Nalika Lahir adalah kesadaran dan keyakinan bahwa seorang anak harus menghormati atau menghargai orang tua.

Makna tersebut duwujudkan dalam sikap dan perilaku menghormati, menghargai, patuh, menjunjung tinggi harkat dan martabat serta berbakti kepada orang tua.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang tua.

17. Gotong Royong ;

Makna Gotong Royong adalah aktif kerja sama semata-mata untuk mewujudkan rasa sejahtera bersama.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku altif ikut serta dalam kegiatan bersama, dalam rangka mewujudkan rasa sejah tera bersama.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain

18. Hidup Adalah Pengabdian ;

Makna Hidup Adalah Pengabdian apa yang aku lakukan dalam hidupku, bukan untuk kepentinganku, tetapi semata-mata untuk kebahagiaan sesame manusia.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu berurusan dengan sungguh-sungguh membahagiakan sesame manusia setiap waktu dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan yang bagaimanapun.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan sesama manusia dan Tuhan yang Maha Esa.

19. Iklas ;

Makna Iklas adalah bahwa setiap perbuatan hendaknya didasari niat baik sehingga tidak merasakan keberatan untuk melakukan apa saja pada dirinya maupun orang lain dan bagi siapapun.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang tidak meninjolkan diri sendiri dalam memberikan sesuatu kepada orang lain, tanpa mengharapkan imbalan bila menolong seseorang, tidak ragu-ragu bila memberikan / menolong orang lain.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan sesama.

20. Jangan Makan atau Menggunakan makanan yang memudahkan Rusaknya Badan Jasmani ;

Makna Jangan Makan atau Menggunakan makanan yang memudahkan Rusaknya Badan Jasmani adalah kesadaran dan keyakinan bahwa makanan dapat merusak jasmani dan akhirnya menyebabkan lupa kewajiban mengingat Tuhan Yang Maha Esa.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku tidak memakan makanan atau menggunakan barang yang dapat merusak jasmani seperti Narkoba, Minuman Keras dan sebagainya.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri dan Tuhan Yang Maha Esa.

21. Jujur ;

Makna Jujur adalah kesadaran dan keyakinan bahwa apapun yang dilakukan hendaknya sesuai dengan hati nurani dan yang diucapkan terwujud dalam perbuatan.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku lurus, tulus, iklas, berkata-berbuat-berpikiran benar.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri.

22. Ksatria ;

Makna Ksatria adalah berani bertanggung jawab dengan segala konsekuensinya terhadap perbuatan yang dilakukan.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perlaku bila bersalah mengakui kesalahnnya , minta maaf, dan bertekad memperbaiki diri. Bila tindakannya benar namun dikatakan salah oleh orang lain, iklas memberi maaf kepada yang menuduhnya.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

23. Kudu Rukun Marang tangga Teparo ;

Makna Kudu Rukun Marang tangga Teparo adalah dengan para tetangga dekat harus terjadi hubungan mesra lahir batin.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu memperhatikan, mengerti, menghormati, menghargai, bersahabat, dan bersaudara dengan tetangga.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan sesama dan masyarakat.

24. Kumingsun ;

Makna Kumingsun adalah aktualnya kesadaran yang menganggap dirinyalah yang paling benar, paling bersih, paling kuasa, paling segalanya disbanding dengan orang lain, sebuah kesadaran yang perlu ditinggalkan oleh seseorang dalam menjalani hidupnya.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku bersahaja, sopan, santun, menghormati, menghargai, tidak sombong, tidak pamer, dan mampu mengendalikan diri.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orag lain.

25. Kudu Sing Nduweni Rasa Rumangsa, Aja Amarga Rumangsa Nduweni ;

Makna Kudu Sing Nduweni Rasa Rumangsa, Aja Amarga Rumangsa Nduweni adalah kesadaran bahwa manusia tidak memiliki kelebihan apapun karena semua adalah kodrat dari ALLAH. SWT

( Tuhan Yang Maha Esa ).

Makna tersebut dapat diwujudkan dalam sikap dan perilaku menciptakan keseimbangan dan keselarasan serta menghargai hak-hak yang dimiliki setiap manusia.

Sikap dan Perilaku Tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan ALLAH. SWT ( Tuhan Yang Maha Esa ) dan sesamanya.

26. Kudu Weruh lan Ngerti marang Trapsila lan Tata Krama ;

Makna Kudu Weruh lan Ngerti marang Trapsila lan Tata Krama adalah dalam bergaul dengan siapapun, seseorang perlu selalu mengaktualkan penampilan diri baik dalam berpakaian, berkata, maupun dalam tingkah laku, secara halus dan baik, disertai penuh rasa hormat yang tertib sesuai dengan adat yang berlaku.

Makna tersbut diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam setiap pergaulan dengan siapapun, selalu berpakaian yang bersih dan tertib sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlaku, berkata dan bertingkah laku yang halus penuh susila dan rasa hormat.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

27. Kumingsun ;

Makna Kumingsun adalah aktualnya kesadaran yang menganggap dirinyalah yang paling benar,, paling bersih, paling kuasa dan paling segalanya disbanding dengan orang lain, sebuah kesadaran yang perlu ditinggalkan oleh seseorang dalam menjalani hidupnya.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku bersahaja,sopan, santun, menhormati, menghargai, tidak sombong, tidak pamer, dan mampu mengendalikan diri.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

28. Lembah Manah ;

Makna Lembah Manah adalah penampilan diri yang selalu menyenangkan dan enak dipandang.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu tersenyum, gembira, ramah, sopan-santun.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

29. Mawas Diri ;

Makna Mawas Diri adalah kesadaran dan keyakinan untuk mengoreksi diri terhadap berbagai tindakan yang dilakukan secara obyektif

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang yang menyadari akan kelemahan dirinya sendiri dan tidak cenderung mencari-cari kesalahan diluar.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri dan orang lain.

30. Memayu Hayuning Sarira ;

Makna Memayu Hayuning Sarira adalah kesadaran dan keyakinan bagi seseorang untuk mengutamakan keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku mengembangkan sikap mawas diri atau mengenal diri sendiri sehingga dalam setiap tindakannya selalu menunjukkan kebaikan dan keluhuran budi.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri dan orang lain.

31. Mempunyai Keyakinan Yang Teguh dan Tidak putus asa ;

Makna Mempunyai Keyakinan Yang Teguh dan Tidak putus asa adalah dalam menjalani hidup, seseorang perlu memiliki kekuatan, ketangguhan dan ketabahan jiwa, untuk tidak bergeming dan tetap terus maju, ditengah-tengah badai kehidupan yang bagaimanpun dahsyatnya.

Makna tersebut diwujudkan dalm sikap dan perilaku riang gembira dalam segala kesukaran, tidak mengeluh, sadar menjalani kehidupan penuh gairah yang mantap, optimis, serta berpikir positif.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri.

32. Menehi Payung Marang Sapa Wae Kang Lagi Kudanan ;

Makna Menehi Payung Marang Sapa Wae Kang Lagi Kudanan adalahmemberikan kondisi dan situasi yang bersifat memecahkan masalah yang sedang di sandang seseorang secara alami.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku bergaul secara alami penuh dengan simpati, empati, dan bakti demi kebahagiaan orang lain.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

33. Menehi Pepadhang Marang Sapa wae kang lagi Nandhang Peteng;

Makna Menehi Payung Marang Sapa Wae Kang Lagi Kudanan adalahmemberikan kondisi dan situasi yang bersifat memecahkan masalah yang sedang di sandang seseorang secara alami.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku bergaul secara alami penuh dengan simpati, empati, dan bakti demi kebahagiaan orang lain.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

34. Meri ;

Makna Meri adalah dalam menjalani hidupnya, seseorang perlu mengelola secara arif rasa cemburu ( drengki ) , iri hati ( Srei ), dan perasaan suka mengganggu ( Jail ), menjadi perasaan saling menghormati dan saling menghargai, saling tolong-menolong, saling Asih, Asah, Asuh.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku aktif membiasakan secara terus menerus berbuat kebaikan pada orang lain.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain

35. Methakil ;

Makna Methakil adalah dalam menjalani hidupnya, seseorang perlu mengelola secara arif dinamika akal jahatnya ( methakil ), menjadi akal sehat yang jernih, yang sepenuhnya dilambari oleh hati yang bersih.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu membangun kondisi suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan, dalam dinamika kehidupan bersama.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

36. Mikul Dhuwur Mendem Jero ;

Makna Mikul Dhuwur Mendem Jero adalah kesadaran dan keyakinan untuk menunjukkan bakti kepada orang tua walaupun sudah tiada dengan melestarikan hal-hal yang baik dan meninggalkan hal-hal yang tidak terpuji.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku berbakti kepada orang tua, menghormati orang tua, patuh dan taat kepada orang tua, mencontoh ucapan, sikap, dan perbuatan baik dari orang tua kita.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang tua.

37. Ngalah ;

Makna Ngalah adalah aktualnya kesadaran berani menghindari benturan kekerasan orang lain, demi mewujudkan kedamaian hidup bersama, akhirnya dikemudian hari menikmati hidup yang luhur, dan hidup yang mulia.

Makna tersebut diwujudkan daklam sikap dan perilaku setiap tindakan apapun yang dilakukan selalu di;lambari rasa iklas, sabar,jujur, dan cinta kasih sayang.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

38. Ngati – ati ;

Makna Ngati – ati adalah setiap tindakan dilakukan secara hati-hati.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu tenang, cermat, tidak tergesa-gesa dalam setiap tindakan dengan selalu memohon petunjuk Tuhan Yang Maha Esa.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan diri sendiri dan orang lain.

39. Ora Kayungyun Mring Sepining Kayun, Nora Kasengsem Mring Eseming Semu ;

Makna Ora Kayungyun Mring Sepining Kayun, Nora Kasengsem Mring Eseming Semu adalah dalam menjalani hidupnya, seseorang perlu sadar sepenuhnya, tidak hanyut dalam keadaan yang sepi, tidak terpesona dalam keadaan yang menyenangkan sesaat penuh senyum.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu berbuat baik dalm kondisi internal dan eksternal yang bagaimanapun keadaannya.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan diri sendiri dan orang lain.

40. Nyungsang Bawana Balik, Nggelar Jagad Anyar ;

Makna Nyungsang Bawana Balik, Nggelar Jagad Anyar adalah kemampuan seseorang membalikkan dunia kehidupannya yang tadinya hanya mengikuti Aku-Nya yang cenderung bersifat serba negatif dibalik menjadi dunia kehidupan yang mengikuti Sang Hidup, yang dinamika hidupnya bersifat positif.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku, selalu berusaha mengubah sikap dan perilaku hidup negative, yang cenderung bersifat egoistis, masa bodoh, malas dan sejenisnya menjadi sikap dan perilaku hidup positif, seperti rendah hati, memiliki kepekaan social, aktif, rajin, dan sebagainya sehingga mampu membuka dunia kehidupan baru, kehidupan yang lebih baik.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan diri sendiri

41. Ora Butuh Rewang, Ora Butuh Mungsuh, Butuhe Mung Kabecikan, Becik Sejatine Becik ;

Makna Ora Butuh Rewang, Ora Butuh Mungsuh, Butuhe Mung Kabecikan, Becik Sejatine Becik adalahdalam menjalani hidup, seseorang sesungguhnya tidak membutuhkan teman, tidak membutuhkan musuh, yang dibutuhkan hanyalah kebaikkan, baik sejatinya baik.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu berbuat baik sebaik-baiknya baik terhadap siapapun, sehingga tercipta suatu kehidupan yang penuh kedamaian.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

42. Ora Kena Cidra ;

Makna Ora Kena Cidra adalah tidak seorangpun boleh ingkar janji.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilakuselalu menepati satunya kata dan perbuatan.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

43. Ora Kena Gawe Seriking Liyan ;

Makna Ora Kena Gawe Seriking Liyan adalah tidak seorangpun boleh menyakiti hati orang lain.,

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam berkomunikasi dengan orang lain wajah ,ucapan, dan tindakan perlu dikelola, sehingga selalu memberikan rasa senang kepada siapa saja yang diajak berkomunikasi.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

44. Ora keno Goroh ;

Makna Ora keno Goroh adalah tidak seorang pun boleh berbohong.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu berkata yang sebenarnya, sesuai dengan kenyataan apa adanya.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri dan orang lain.

45. Ora keno Kesed ;

Makna Ora keno Kesed adalah tidak seorangpun boleh malas-malasan.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu aktif melakukan kegiatan secara dinamis, kritis, kreatif, inovatif, produktif, konstruktif, dalam memenuhi kebutuhan hidup kodratinya yang ragawi maupun jiwani.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri.

46. Ora Keno Memateni sakabehing Urip ;

Makna Ora Keno Memateni sakabehing Urip adalah tidak boleh membunuh sesama hidup.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Selalu menghormati, menghargai, bersahabat, bersaudara, dan mencintai sesama hidup.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan sesama hidup.

47. Ora Keno Anduweni Ambeg Gumunggung, Takabur, Lan Jubriya ;

Makna Ora Keno Anduweni Ambeg Gumunggung, Takabur, Lan Jubriya adalah seseorang tidak boleh memiliki sifat senang dipuji ( gumunggung ), angkuh ( takabur ), dan congkak ( Jubriya ).

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku bersahaja, sopan, santun, menghargai, tidak sombong, tidak pamer.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dan orang lain.

48. Ora Kena Nglarani ;

Makna Ora Kena Nglarani adalah tidak seorangpun boleh menyakiti hati orang lain.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam berkomunikasi dengan orang lain, wajah, ucapan, dan tindakan perlu dikelola, sehingga selalumemberi rasa senang kepada siapa yang diajak komunikasi.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dan orang lain.

49. Ora Kena Ngumbar Hawa Nafsu ;

Makna Ora Kena Ngumbar Hawa Nafsu adalahseseorang tidak boleh melepas bebas tanpa kendali gerak hawa nafsu.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu mengendalikan gerak hawa nafsu secara etis, sesuai dengan nilai-nilai lihur Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dan orang lain dan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

50. Ora Kena Pek-Pinepek marang Barang Lan Darbeking Liyan ;

Makna Ora Kena Pek-Pinepek marang Barang Lan Darbeking Liyan adalah seseorang tidak boleh memiliki hak terhadap sesuatu yang menjadi milik orang lain.

Makna tersebut diwujudkan dlam sikap dan perilaku secara tulus menghormati dan menghargai hak orang lain.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dan orang lain.

51. Ora Kena Reged ;

Makna Ora Kena Reged adalah tidak seorangpun boleh memiliki pribadi yang kotor.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu dalam keadaan suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri dan orang lain.

52. Ora Rumangsa Bisa Nanging Bisa Rumangsa ;

Makna Ora Rumangsa Bisa, Nanging Bisa Rumangsa adalah kesadaran bahwa manusia tidak memiliki kelebihan apapun karena semua adalah kodrat dari ALLAH. SWT ( Tuhan Yang Maha Esa ).

Makna tersebut dapat diwujudkan dalam sikap dan perilaku menciptakan keseimbangan dan keselarasan serta menghargai hak-hak yang dimiliki setiap manusia.

Sikap dan Perilaku Tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan ALLAH. SWT ( Tuhan Yang Maha Esa ) dan sesamanya.

53. Ora Sepata lan Nyepatani ;

Makna Ora Sepata lan Nyepatani adalah dalam menjalani hidupnya, seseorang tidak perlu bersumpah dan menyumpahi orang lain.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku mampu selalu melihat secara obyektif kekurangan dan kelebihan dirinya, demikian juga dengan kelebihan dan kekurangan orang lain, kemudian membangun kerja sama yang sinergik harmonis demi mewujudkan rasa sejahtera bersama.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dan orang lain.

54. Panasten ;

Makna Panasten adalah dalam menjalani hidupnya, seseorang perlu mengelola secara arif gejolak emasi yang cenderung suka memfitnah karena iri hati agar menjadi perasaan yang saling menghormati, saling menghargai, saling tolong menolong, saling asih,asah, asuh.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku aktif membiasakan secara terus menerus berbuat kebaikan pada orang lain.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dan orang lain.

55. Pepali / Wewaler ;

Makna Pepali / Wewaler adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hal-hal yang bersifat larangan.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku bagi seseorang yang telah menyepakati pepali / wewaler, perlu melaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri.

56. Rasa Pengendalian Diri ;

Makna Rasa Pengendalian Diri adalahkesadaran dan keyakinan bahwa keutamaan sebagai manusia adalah mampu menepatkan dirinya baik sebagai makhluk individu maupun makhluk social.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang tidak mudah marah, rendah hati, berserah diri kepada Tuhan, mempunyai pribadi yang tangguh, kuat, dan tegas.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri dan orang lain.

57. Rila Lan Legawa Lair trusing batin ;

Makna Rila Lan Legawa Lair trusing batin adalah setiap melakukan sesuatu, perlu sepenuhnya didasarkan pada rasa iklas dan murah hati.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu gembira dan lapang dada dalam melakukan setiap kegiatan.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dan orang lain.

58. Sabar ;

Makna Sabar adalah keadaan untuk bersikap tenang dan tabah dalam menghadapi berbagai cobaan, dan setiap kegiatan selalu didasari pikiran dan perasaan tenang dan dingin.

Makna tersebut diwujudkan dalm sikap dan perilaku yang tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tenang tidak trburu nafsu.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dan orang lain.

59. Sabar, Narima, Lan Aweh Pitulungan Marang Liyan ;

Makna Sabar, Narima, Lan Aweh Pitulungan Marang Liyan adalah dalam menjalani hidup, seseorang perlu memiliki kondisi hidup yang tenang dalam segala keadaan dan tabah dalam segala penderitaan, menerima segala apa yang menimpa dirinya penuh lapang dada, dan bersedia memberikan pertolongan kepada orang lain.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku tidak tergesa – gesa dalam melaksanakan sesuatu perbuatan, tidak cepat marah, dan tidak cepat putus asa dalam menghadapi sebuah permasalahan, tenang, gembira, dan damai dalam kondisi dan situasi apapun, serta selalu memberikan simpati, empati, dan bakti demi kebahagiaan orang lain.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri dan orang lain.

60. Sabda Pandhita Ratu Tan Kena Wola Wali ;

Makna Sabda Pandhita Ratu Tan Kena Wola Wali adalah kata atau kalimat yang diucapkan seseorang bersifat pasti, tidak boleh berubah-rubah.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilakuselalu konsisten dank on sekuen mewujudkan satuny kata dan perbuatan.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dan orang lain.

61. Sapa Cidra bakal Cilaka, Manungsa Ngundhuh Wohing Pakarti, dene Resik Gumantung Ing Laku ;

Makna Sapa Cidra bakal Cilaka, Manungsa Ngundhuh Wohing Pakarti, dene Resik Gumantung Ing Laku adalah siapa yang tidak menepati janji akan celaka, manusia memetik hasil dari perbuatan yang dilakukan, sedang segala akibat yang menimpa tergatung dari cara manusia menjalani perbuatannya.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu menepati satunya kata dan perbuatan, dan segala perbuatan dilakukan secara etis dan estetis.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dan orang lain.

62. Sapa Kang Gawe Mesti Nganggo, Sopo Kang Nandur Mesti Ngunduh, Sapa Kang Nyilih Mesti Ngulihke ;

Makna Sapa Kang Gawe Mesti Nganggo, Sopo Kang Nandur Mesti Ngunduh, Sapa Kang Nyilih Mesti Ngulihke apapun wujud kehidupan manusia yang dijalani, baik atau buruk, semua itu adalah hasil dari perbuatannya sendiri.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu hidup dalam cinta kasih ALLAH. SWT ( Tuhan Yang Maha Esa ) agar mampu menjalani hidup penuh cinta kasih kepada sesame hidup, dalam rangka mewujudkan kehidupan yang baik.

Sikap dan Perilaku Tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan ALLAH. SWT ( Tuhan Yang Maha Esa ) dan sesama hidup

63. Sengkut Karti, Gemi Nastiti Ngati-ati ;

Makna Sengkut Karti, Gemi Nastiti Ngati-ati adalah dalam menjalani hidup, seseorang perlu giat bekerja untuk mewujudkan rasa sejahtera, dan hidup secara efisien dan efektif penuh kecermatan dan kehati-hatian.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu aktif dalam berbuat kebaikan, memenuhi kebutuhan hidup kodrati, ragawi-jiwani secara “ pas “ tidak lebih tidak kurang.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri dan orang lain.

64. Sepi Ing Pamrih . Rame Ing Gawe ;

Makna Sepi Ing Pamrih . Rame Ing Gawe adalah kesadaran dan keyakinan bahwa beruat iklas dan menyenangkan serta memberikan kebahagiaan kepada orang lain merupakan bentuk keluhuran budi seseorang.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku memperhatikan orang lain sehingga dapat mengurangi kesedihan dan penderitaan orang lain dimana perbuatan tersebut dilakukan tanpa mengharapkan pamrih apapun.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

65. Sing Sapa gelem Gawe seneng Marang Liyan Iku Bakal Oleh Welas Kang Luwih Gedhe Tinimbang Apa Kang Wis Ditindakake ;

Makna Sing Sapa gelem Gawe seneng Marang Liyan Iku Bakal Oleh Welas Kang Luwih Gedhe Tinimbang Apa Kang Wis Ditindakake adalah bahwa barang siapa yang bersedia membuat senang orang lain, maka akan mendapat balasan yang lebih besar dari apa yang telah dilakukannya.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan yang bagaimanapun, selalu berusaha menyenangkan orang lain dengan tulus dan iklas.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

66. Sing Sapa Seneng Ngrusak Ketentremaning Liyan, Bakal Dibendu Dening Pangeran Kang Maha Adil ;

Makna Sing Sapa Seneng Ngrusak Ketentremaning Liyan, Bakal Dibendu Dening Pangeran Kang Maha Adil adalah barang siapa yang senang merusak ketentraman orang lain, maka ia akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perlaku, selalu menghormati, menghargai, bersahabat, bersaudara, mencintai, mengasihi, dan menyayangi siapapun.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

67. Sopan Santun ;

Makna Sopan Santun adalah dalam bergaul dengan siapapun, seseorang perlu selalu mengaktualkan penampilan diri baik dalam berpakaian, berkata, maupun dalam bertingkah laku, selalu halus dan baik, disertai penuh dengan rasa hormat yang tertib sesuai dengan adat yang berlaku.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perlaku dalam setiap pergaulan dengan siapapun, selalu berpakaian yang bersih dan tertib sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlaku, berkata dan bertingkah laku yang halus penuh susila dan rasa hormat.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

68. Tabah ;

Makna Tabah adalah kesadaran dan keyakinan bahwa seseorang harus tahan menghadapi segala macam cobaan.

Makana tersebut diwujudkan dalm sikap dan perilaku yang tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu, dan segala usahanya dijalankan dengan senang hati.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

69. Tepa Slira ;

Makna Tepa Slira adalah kesadaran dan keyakinan untuk mampu mengendalikan diri dan memperhatikan kepentingan orang lain.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang tidak semena-mena terhadap orang lain, menjaga perasaan orang lain, tidak memaksakan kehendak , dan mau menerima pendapat orang lain dengan tetap hormat.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan sesama.

70. Tepa Palupi ;

Makna Tepa Palupi adalah menjadikan diri sendiri sebagai contoh dalam dinamika hidup bersama mewujudkan rasa sejahtera bersama.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku melaksanakan secara konsisten dan konsekuen prinsip “ Ing Ngarso Sung Tuladha. Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani “ dalam kegiatan dinamika hidup bersama.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan sesama.

71. Tolong Menolong ;

Makna Tolong Menolong adalah secara kodrati, untuk menegakkan hidupnya seseorang perlu pertolongan orang lain.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku iklas memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan kodratinya kepada orang lain yang membutuhkan, dan iklas menerima bantuan orang lain demi memenuhi kebutuhan hidup yang diperlukan.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

72. Urip Kang Utama, Matine Kang Sampurna ;

Makna Urip Kang Utama, Matine Kang Sampurna adalah seseorang dalam menjalani hidupnya perlu selalu berkata dan berbuat baik sesuai dengan gerak hati nurani, sehingga pada saat meninggal dunia dalam keadaan bersih tanpa cela.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku segala pikiran, perkataan, dan perbuatan yang dilakukan, selaludiusahakan bersumber pada dan disumberi oleh cinta kasih Tuhan Yang Maha Esa.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri, orang lain dan Tuhan Yang Maha Esa.

73. Wani Ngalah Luhur Wekasane ;

Makna Wani Ngalah Luhur Wekasane adalah aktualnya kesadaran berani menghindari benturan kekerasan dengan orang lain, demi mewujudkan kedamaian hidup bersama, akhirnya dikemudian hari menikmati hidup yang luhur, dan hidup yang mulia.

Makna tersebut diwujudkan dalma sikap dan perilaku setiap tindakan apapun yang dilakukan selalu dilambari rasa iklas, sabar,jujur, dan cinta kasih sayang.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

74. Waspada Marang Obah Osiking Ati, Solah Bawaning Pikiran, Lan Olah Pakarti ;

Makna Waspada Marang Obah Osiking Ati, Solah Bawaning Pikiran, Lan Olah Pakarti adalah mengawasi secara cermat penuh kehati-hatian terhadap aktualnya gerak hati,pikiran, dan perbuatan, apakah sesuai dengan nilai-nilai hidup luhur atau tidak.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku melaksanakan secara konsisten dan konsekuen gerak hati, pikiran, dan perbuatan yang berada dalam kerangka budaya mewujudkan rasa sejahtera bersama, dan tidak melaksanakan gerak hati, pikiran, dan perbuatan yang berada dalam kerangka budaya egoisme.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

75. Welas Asih ;

Makna Welas Asih adalah getaran perasaan yang menjadikan seseorang merasa satu dengan orang lain, iklas memberikan bantuan yang membutuhkan.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu memperhatikan, mengerti, menghormati, menhargai, bersahabat, bersaudara, mencintai, mengasihi, menyayangi, dan membantu orang lain.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan orang lain.

76. Werit-Weriting Ngelmu Nuju Ing Bebener ;

Makna Werit-Weriting Ngelmu Nuju Ing Bebener adalah yang paling sulit dari ilmu itu adalah yang menuju pada yang benar.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku selalu berkata dan bertindak yang benar, dan selalu berusaha menegakkan yang benar.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan diri sendiri dan orang lain.

77. Wong Tuwa Kudu Memulang Kang Prayoga Marang Putra Wayahe ;

Makna Wong Tuwa Kudu Memulang Kang Prayoga Marang Putra Wayahe adalah orang tua harus mendidik yang baik terhadap anak cucunya.

Makna tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang selalu member petuah-petuah dan teladan kepada anak keturunannya.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan orang tua dengan anak.

78. Yitna Yuwana, Lena Kena, Dalane Waskitha Saka Niteni ;

Makna Yitna Yuwana, Lena Kena, Dalane Waskitha Saka Niteni adalah yang hati-hati akan selamat, yang lengah akan menemui bahaya, jalan menjadi orang tahu apa yang akan terjadi melalui kebiasaan mencermati secara seksamam dan teliti kejadian yang telah lalu.

Makna Tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku mencermati secara seksama dan teliti kejadian yang telah lalu, selalu bertindak dengan sungguh-sungguh penuh kehati-hatian disertai konsentrasi yang optimal.

Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri.


Disadur oleh : KRT. Priyohadinagoro ; 2010.02.28


Tidak ada komentar:

Posting Komentar